Tes Inventory
Tes inventori adalah tes-tes yang terutama menggunakan paper and pencil.
Tes inventori merupakan self report Questionnare, untuk menentukan
karakteristik-karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (attitude),
dan nilai-nilai (value). Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui
karakteristik kepribadian seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan
prasangka. Namun perlu di ingat bahwa alat-alat tes yang digunakan umumnya
tidak ada yang sempurna dan masing-masing tes hanya menjelaskan satu atau
beberapa aspek kepribadian.
PAPI (The Personality Preference Inventory)
PAPI merupakan sebuah
alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan digunakan oleh
lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang oleh Dr. Max
Martin Kostick di tahun 1960-an. Beliau bekerja di Universitas Boston ,
Amerika. Tes PAPI pertama kali digunakan oleh konsultan manajemen PA consulting
group pada tahun 1966. PA memiliki hak ekskudif untuk memasarkan tester
tersebut ke seluruh dunia pada tahun1979, dan banyak perusahaan yang
menggunakan dengan lisensi dibawah naungan PA. Tes ini merupakan pemeriksaan
yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta
menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. Gaya bekerja
seseorang dan melihat kemampuan seseorang dalam mengatasi dinamika dalam
kelompok, terutama karyawan dalam perusahaan.
NEO-PI-R
(NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R adalah sebuah
alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan
kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Mereka membedakan
masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan mengembangkan
enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh 8 item, maka
NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari
alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk
mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda. Tujuan tes ini
adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan
terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan
kemampuan individu dalam berorganisasi.
DISC ( Dominance, Influence, Steadiness,
Complience)
Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam
penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan
pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya
alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk
kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses
penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah
keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan
rekrutmen yang lebih umum.
1.
Dominant (D)
Orang yang Dominant
tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan langsung. Biasanya mereka sangat
independen dan ambisius. Dalam pemecahan masalahnya, tipe dominan ini melakukan
pendekatan yang aktif dan cepat menyelesaikan masalah. Mereka ini orang yang
cukup gagah, mereka sangat menyukai tantangan dan persaingan. Mereka dipandang
orang lain sebagai orang yang berkemauan keras. Oleh karena itu mereka menginginkan
segala sesuatu sesuai dengan kemauan mereka.
2.
Influencing (I)
Tipe
Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur orang lain dan bersifat
sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan sesuatu, mereka banyak
mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat interpersonal ini senang
berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama. Keterbukaan sikapnya
membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yang gampang bergaul dan
ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak teman. Tipe antarpribadi
ini, tipe orang yang emosional karena mereka mudah mengungkapkan emosi kepada
orang lain, emosional disini artinya bukan mudah marah, tetapi mudah
mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman berurusan dengan emosi
daripada hal lain.
3.
Steadiness (S)
Orang
yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras hati, gigih, dan sabar.
Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan memanfaatkan standar yang
terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak begitu suka kejutan. Pribadi
steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat akomodatif. Mereka sangat
ramah dan memperlihatkan kesetiaannya kepada mereka yang ada disekitarnya.
Mereka sangat menghargai ketulusan. Orang yang bertipe steadiness ini jujur dan
mengatakan apa adanya dan berharap orang lain melakukan hal yang sama. Orang
lain memandang mereka sebagai orang yang tenang, berhati-hati dan konsisten
dalam cara mereka menjalani kehidupan. Memiliki tingkat ketabahan yang luar
biasa. Mereka dapat mempertahankan fokus dan kepentingan mereka dalam jangka
waktu yang lama dibandingankan orang lain yang mampu melakukan.
4.
Conscientiousness (C)
Tipe teliti ini sangat
tertarik pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi
(kecepatan). Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka
sangat fokus terhadap fakta, menginginkan adanya bukti. Orang tipe
Conscientiousness ini sangat menghargai peraturan, mereka tidak suka melanggar
peraturan. Dalam beraktivitas pun begitu, menggunakan sistematis dan aturan-aturan
agar semuanya terkelola dengan baik. Mengatasi konflik secara tidak langsung.
Dihadapan orang lain, mereka dipandang pasif dan selalu mengalah.
EPPS (Edward Personality Preference
Schedule)
Tes EPPS (Edward
Personality Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang mengukur
tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian
H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. Edward
menyiapkan beberapa butir soal sesuai dengan kebutuhan itu. Tes ini biasanya
digunakan orang-orang yang akan memasuki dunia pekerjaan.
EPPS umumnya
dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam
pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam
mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja yang
terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS
dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar belakang awalnya
adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal
(Karmiyati & Suryaningrum, 2005). Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang.
Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas
subyek adalah memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang
disajikan yang cocok atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada
15 pasang yang sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau
konsistensi subyek dalam mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan
bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan menjadi valid untuk
diskor. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia
konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati &
Suryaningrum, 2005).
MBTI
Tes MBTI adalah tes yang
bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya.
Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss
Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang dunia II (1939-1945). Mereka
percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan
memasuki dunia kerja di bidang industri. Setelah mengalami pengembangan,
akhirnya tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.
Tes MBTI bertujuan secara
khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang
spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes
bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang menghasilkan
enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas. MBTI
bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing
memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI,
yaitu :
1. Ekstrovert (E) vs
Introvert (I)
Dimensi IE untuk melihat
orientasi energy, apakah ke dalam atau keluar. Ekstrovert artinya pribadi yang
menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini senang bergaul, menyenangi interaksi
sosial, menyukai aktivitas dengan orang lain, dan berfokus pada dunia luar.
Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi yang menyukai dunia dalam (diri
sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung, membaca, menulis, dan tidak
terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang. Individu dengan tipe
kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi dan fokus. Tipe
kepribadian ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan back office.
2. Sensing (S) vs
Intuition (I)
Dimensi SI melihat
bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar
pada fakta yang konkret, praktis, realistis dan melihat data apa adanya.
Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta memilih cara-cara
yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus pada masa kini atau
hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang. Individu sensing
bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Tipe intuition memproses
data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual, serta
melihat bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi. Tipe intuition berpedoman pada
imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan atau apa yang akan
dicapai pada masa mendatang. Tipe ini sangat inovatif, penuh insprasi dan ide
unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka panjang.
3. Thinking (T) vs
Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat
bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan. Thinking adalah selalu
menggunakan logika dan melakukan analisa dalam mengambil keputusan, cenderung
berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala, menerapkan
prinisip dengan konsisten dan bagus untuk melakukan analisa serta menjaga
prosedur atau standar. Sementara feeling adalah tipe kepribadian yang
melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang diyakini pada saat
pengambilan keputusan. Tipe ini berorientasi pada hubungan dan subjektif.
Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan menginginkan
harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4. Judging (J) vs
Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat
bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging pada hal ini bukanlah
judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu pada rencana yang
sistematis, senantiasa berpikir dan bertindak teratur. Tipe judging tidak suka
akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe ini bagus dalam
penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Tipe perceiving
adalah mereka yang bersifat spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk
melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan mendadak bukanlah suatu masalah
bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar