Senin, 25 April 2016

Tes grafis dan Tes Proyektif

TES GRAFIS

Tes psikologi pertama-tama umumnya untuk mengukur intelegensi dan prestasi sekolah, hanya beberapa yang ditujukan untuk tes kepribadian. Di Amerika Serikat, pertengahan 1930an dimulai lebih bebas dalam interpretasi tes yang mengukur kemampuan mental dengan metode kualitatif. Tes menggambar, awal tujuan untuk mengukur intelegensi secara kaku. Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi.  Tes grafis disebut juga sebagai paper and pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan tersebut dan dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang diberikan tidak rumit, mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama. Murah karena hanya melibatkan beberapa lembar kerja kertas dan sebatang pensil.

House Tree Person (HTP)
Pada prinsipnya dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi untuk mengukur fungsi/ kematangan intelektual Buck meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga dapat memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. Buck meyakini juga bahwa goresan gambar seseorang (dalam hal ini gambar rumah, pohon dan orang) dapat mewakili karakter pribadinya. HTP merupakan salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain.Tes HTP (House tree Person) umumnya memiliki tujuan untuk mengukur keseluruhan pribadi. Waktu yang dipergunakan dalam tes Psikologi HTP normalnya selama 10 menit.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau prognosa mengenai keseluruhan pribadi individu yang bersangkutan, juga dapat mengetahui bagaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun spesifik. Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya mencakup juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang paling penting di interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan daya abstraksi).

Draw Analisys Person (DAP)
Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes Psikologi yang sering kita jumpai di saat proses assessment psikologi. Tes DAP atau DAM termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM test ini digunakan untuk anak usia 3 – 10 tahun.DAP atau Draw a Person adalah salah satu jenis psikotes menggambar. Tes ini mudah diinterpretasikan dan banyak digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan budaya dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan dalam berbagai tujuan sehingga bersifat universal.
Di Indonesia, tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Tes kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas sangat terbatas.
Anda sebagai peserta tes akan diminta oleh pengawas untuk menggambar tiga orang pada tiga lembar terpisah yaitu gambar laki-laki, gambar perempuan dan gambar Anda sendiri. Tapi, jika Anda dites dalam sebuah kelompok, Anda hanya akan diminta untuk menggambar satu orang. Usahakan sesuai dengan jenis kelamin Anda sendiri. Identitas diri ditulis pada bagian belakang kertas supaya bidang gambar tetap bersih. Tapi tergantung pada permintaan pengawas. Intinya dengarkan setiap petunjuk dari pengawas. 
Dalam tes kelompok peserta hanya diminta menggambar satu orang saja untuk menghemat waktu. Waktu yang diberikan pengawas biasanya berkisar antara 10 sampai 15 menit.
Tujuan dari tes DAP ini yaitu sebagai alat pembantu untuk memahami stuktur kepribadian dan hal-hal bersifat fisik, tidak dapat memprediksi apa yang mungkin akan terjadi secara tepat apabila semua data yang terlibat dengan subyek tidak diprediksi dan di kontrol.

BAUM Test
Tes Psikologi “Baum Test” atau yang lebih dikenal dengan “Tree Test” adalah tes psikologi yang diciptakan oleh Emil Jucker yang kemudian dikembangkan dan dipublikasikan pertama kali oleh Karl Koch pada tahun 1959. Alasan pemilihan pohon oleh Jucker sebagai objek gambar adalah pohon selalu tumbuh dan berkembang, serta hasil penelitian budaya menunjukkan bahwa pohon memiliki makna penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili manusia. Instruksi yang WAJIB diikuti dan tidak boleh dilanggar adalah menggambar pohon berkayu, dan tidak boleh menggambar pohon seperti perdu, pinus/cemara, palma/kelapa, bambu, beringin, randu, pisang, dan rumput-rumputan. Setelah menggambar pohon, peserta diminta menulis nama atau jenis pohon yang digambar.
Fungsi dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan cara menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes. Hal ini dapat diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.

WZT Test
Tes Warteg agak berbeda dengan Tes Gambar Orang dan tes Pohon karena bersifat lebih obyektif, dalam arti dapat dikauntifikasi, namun juga dapat dilakukan interpretasi kualitatif. Tes Wartegg berbentuk setengah halaman kertas folio, dicetak, ada 8 kotak dengan masing-masing satu tanda yang berlainan, kotak-kotak dilingkari garis hitam tebal.
Dalam melakukan interpretasi ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu: 1. Stimulus Drawing Relation, yaitu bagaimana hubungan antara rangsang dengan gambar yang dibuat. Apakah rangsang merupakan bagian dari gambar atau terlepas dari gambar? SDR merupakan dasar untuk eksplorasi struktus persepsi dan afektivitas. 2. Vontent atau Isi, merupakan manifestasi dari asosiasi bebas. Gambar mempunyai isi apabila mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat. Manifestasi asosiasi bebas mengungkapkan pandangan ke orientas yang lebih kuat dari kecenderungan-kecenderungan, minat dan pekerjaan subyek dan ini merupakan sumber data proyektif tes. 3. Execution (pelaksanaan) Bagaimana gambar dibuat? Penuh, kosong? Adakah ekspansi?
Tes Warteg mencoba untuk mencari tahu pola reaksi yang permanen dari kepribadian si penggambar. Dari penilaian kuantitatif dapat dibuat suatu profil kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi yaitu emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function yang ada pada tiap manusia. Demikianlah sekilas uraian tentang beberapa tes grafis, semoga dapat mendorong mahasiswa psikologi untuk mempelajarinya secara lebih mendalam.

GRAFOLOGI Test
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman kuno. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
Konsep :
Ruang : Tempat seseorang dalam mencoretkan tulisannya. Agar mudah di mengerti,ruang adalah jika kita menulis di kertas A4 yang kosong, maka tempat kosong yang kita tulis ini adalah ruangnya
Gerak : Arah tulisan (kekakanan / kekiri, keatas / menurun)
Bentuk : Bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata (bentuk, huruf a,i, dsb)

DRAGON Test
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak.
Objek :
Matahari : ayah
Rumah : ibu
Pohon  : anak
Naga : kemarahan, oposisi, energi libido, kekuatan, kehendak, dinamika anak
Kolam : emosi, perasaan, sensitivitas
TES PROYEKSI
Tes proyeksi adalah pengungkapan aspek psiklogis manusia dengan menggunakan alat proyeksi. Tes ini berdasar pada eksternalisasi aspek-aspek psikis terutama aspek-aspek ketidaksadaran ke dalam suatu stimulasi/rangsang yang kurang atau tidak berstruktur yang sifatnya ambigious agar dapat memancing berbagai alternatif jawaban tanpa dibatasi oleh apapun. Tes proyeksi berfungsi untuk mengungkap keadaan psikologi bawah sadar manusia yang selama ini di repres kealam bawah sadar. Melalui tes proyeksi ini diharapkan dinamika psikologis itu dapat dikeluarkan melalui alat bantu tes-tes proyeksi. Sebagai sebuah tes, tes proyeksi mempunyai kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan tes-tes psikologi yang lain.

Tes Rorschach
Tes rorschach merupakan salah satu tes proyektif yang paling populer dikembangkan oleh psikiatris yang berkembangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942). Pertama kali tes ini deskiprisikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada pasien yang berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15 bercak tinta.
Tes rorschach adalah tes yang pertama menerapkan noda tinta pada penyeledikan diagnostik atas kepribadian secara keseluruhan. Tes rosa ada 10 kartu. Masing-masing kartu memuat cetakan noda tinta simetris bilateral. Lima noda tinta diletakkan pada bayangan abu-abu dan hitam saja, dua memadukan beberapa bayangan pastel.
Aspek yang dinilai  dalam tes rorschach adalah:
1.      Kognitif; taraf intelektual, pendekat, keluasan minat
2.      Afektif; emosional, tanggungjawab, reaksi terhadap stress
3.      Fungsi ego; kekuatan ego, area konflik, defense

Thematic Apperception Test (TAT)

TAT adalah yang dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan rangkaian standar provokatif berupa gambar yang ambigu dan subjek yang harus menceritakan sebuah cerita dari gambar yang tertera. Subjek diminta untuk mengatakan sebagai sebuah cerita yang dramatis. Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar