TES GRAFIS
Tes psikologi
pertama-tama umumnya untuk mengukur intelegensi dan prestasi sekolah, hanya
beberapa yang ditujukan untuk tes kepribadian. Di Amerika Serikat, pertengahan
1930an dimulai lebih bebas dalam interpretasi tes yang mengukur kemampuan
mental dengan metode kualitatif. Tes menggambar, awal tujuan untuk mengukur
intelegensi secara kaku. Tes grafis adalah bagian
dari tes proyektif di ilmu psikologi. Tes grafis disebut juga
sebagai paper and pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan tersebut dan
dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang
diberikan tidak rumit, mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama.
Murah karena hanya melibatkan beberapa lembar kerja kertas dan sebatang pensil.
House Tree Person (HTP)
Pada prinsipnya
dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi untuk mengukur fungsi/
kematangan intelektual Buck meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga dapat
memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. Buck meyakini
juga bahwa goresan gambar seseorang (dalam hal ini gambar rumah, pohon dan
orang) dapat mewakili karakter pribadinya. HTP merupakan salah satu tes grafis
yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain.Tes HTP (House tree Person)
umumnya memiliki tujuan untuk mengukur keseluruhan pribadi. Waktu yang
dipergunakan dalam tes Psikologi HTP normalnya selama 10 menit.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan adalah HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk
mendapatkan data yang cukup signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau
prognosa mengenai keseluruhan pribadi individu yang bersangkutan, juga dapat
mengetahui bagaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun
spesifik. Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang
kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes grafis
lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya mencakup juga sesuai
atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang paling penting di
interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan daya abstraksi).
Draw Analisys Person
(DAP)
Tes DAP (Draw A Person)
atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes
Psikologi yang sering kita jumpai di saat proses assessment psikologi. Tes DAP
atau DAM termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan
Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang
direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail
gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM
test ini digunakan untuk anak usia 3 – 10 tahun.DAP atau Draw a Person adalah
salah satu jenis psikotes menggambar. Tes ini mudah diinterpretasikan dan
banyak digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan
budaya dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan
dalam berbagai tujuan sehingga bersifat universal.
Di Indonesia,
tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah,
dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok
atau individual. Tes kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai
yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes
individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan
kuantitas sangat terbatas.
Anda sebagai peserta tes akan diminta oleh pengawas untuk menggambar tiga
orang pada tiga lembar terpisah yaitu gambar laki-laki, gambar perempuan dan
gambar Anda sendiri. Tapi, jika Anda dites dalam sebuah kelompok, Anda hanya
akan diminta untuk menggambar satu orang. Usahakan sesuai dengan jenis kelamin
Anda sendiri. Identitas diri ditulis pada bagian belakang kertas supaya bidang
gambar tetap bersih. Tapi tergantung pada permintaan pengawas. Intinya
dengarkan setiap petunjuk dari pengawas.
Dalam
tes kelompok peserta hanya diminta menggambar satu orang saja untuk menghemat
waktu. Waktu yang diberikan pengawas biasanya berkisar antara 10 sampai 15
menit.
Tujuan
dari tes DAP ini yaitu sebagai alat pembantu untuk memahami stuktur kepribadian
dan hal-hal bersifat fisik, tidak dapat memprediksi apa yang mungkin akan
terjadi secara tepat apabila semua data yang terlibat dengan subyek tidak
diprediksi dan di kontrol.
BAUM
Test
Tes Psikologi “Baum
Test” atau yang lebih dikenal dengan “Tree Test” adalah tes psikologi yang
diciptakan oleh Emil Jucker yang kemudian dikembangkan dan dipublikasikan
pertama kali oleh Karl Koch pada tahun 1959. Alasan pemilihan pohon oleh Jucker
sebagai objek gambar adalah pohon selalu tumbuh dan berkembang, serta hasil
penelitian budaya menunjukkan bahwa pohon memiliki makna penting bagi manusia
dan pohon dianggap mewakili manusia. Instruksi yang WAJIB diikuti dan tidak
boleh dilanggar adalah menggambar pohon berkayu, dan tidak boleh menggambar
pohon seperti perdu, pinus/cemara, palma/kelapa, bambu, beringin, randu,
pisang, dan rumput-rumputan. Setelah menggambar pohon, peserta diminta menulis
nama atau jenis pohon yang digambar.
Fungsi
dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan
cara menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes. Hal ini dapat
diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar,
dan dari aspek-aspek lainnya.
WZT
Test
Tes Warteg agak berbeda
dengan Tes Gambar Orang dan tes Pohon karena bersifat lebih obyektif, dalam
arti dapat dikauntifikasi, namun juga dapat dilakukan interpretasi kualitatif.
Tes Wartegg berbentuk setengah halaman kertas folio, dicetak, ada 8 kotak
dengan masing-masing satu tanda yang berlainan, kotak-kotak dilingkari garis
hitam tebal.
Dalam melakukan
interpretasi ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu: 1. Stimulus Drawing
Relation, yaitu bagaimana hubungan antara rangsang dengan gambar yang dibuat.
Apakah rangsang merupakan bagian dari gambar atau terlepas dari gambar? SDR
merupakan dasar untuk eksplorasi struktus persepsi dan afektivitas. 2. Vontent
atau Isi, merupakan manifestasi dari asosiasi bebas. Gambar mempunyai isi
apabila mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat. Manifestasi asosiasi
bebas mengungkapkan pandangan ke orientas yang lebih kuat dari
kecenderungan-kecenderungan, minat dan pekerjaan subyek dan ini merupakan
sumber data proyektif tes. 3. Execution (pelaksanaan) Bagaimana gambar dibuat?
Penuh, kosong? Adakah ekspansi?
Tes Warteg mencoba untuk mencari
tahu pola reaksi yang permanen dari kepribadian si penggambar. Dari penilaian
kuantitatif dapat dibuat suatu profil kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi
yaitu emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function yang ada pada
tiap manusia. Demikianlah sekilas uraian tentang beberapa tes grafis, semoga
dapat mendorong mahasiswa psikologi untuk mempelajarinya secara lebih mendalam.
GRAFOLOGI
Test
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan
dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu
menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah
ada sejak zaman kuno. Tujuan
dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan
kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat
mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat,
kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
Konsep :
Ruang : Tempat seseorang dalam mencoretkan tulisannya. Agar mudah di mengerti,ruang adalah jika kita menulis di
kertas A4 yang kosong, maka tempat kosong yang kita tulis ini adalah ruangnya
Gerak : Arah tulisan (kekakanan / kekiri, keatas / menurun)
Bentuk : Bentuk-bentuk dari tulisan tiap huruf ataupun kata (bentuk,
huruf a,i, dsb)
DRAGON Test
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini
dieruntukkan untuk anak-anak.
Objek :
Matahari : ayah
Rumah : ibu
Pohon : anak
Naga : kemarahan, oposisi, energi libido, kekuatan, kehendak, dinamika
anak
Kolam : emosi, perasaan,
sensitivitas
TES PROYEKSI
Tes
proyeksi adalah pengungkapan aspek psiklogis manusia dengan menggunakan alat
proyeksi. Tes ini berdasar pada eksternalisasi aspek-aspek psikis terutama
aspek-aspek ketidaksadaran ke dalam suatu stimulasi/rangsang yang kurang atau
tidak berstruktur yang sifatnya ambigious agar dapat memancing berbagai
alternatif jawaban tanpa dibatasi oleh apapun. Tes proyeksi berfungsi untuk mengungkap keadaan psikologi
bawah sadar manusia yang selama ini di repres kealam bawah sadar. Melalui tes
proyeksi ini diharapkan dinamika psikologis itu dapat dikeluarkan melalui alat
bantu tes-tes proyeksi. Sebagai sebuah tes, tes proyeksi mempunyai kelebihan
dan kekurangan jika dibandingkan dengan tes-tes psikologi yang lain.
Tes
Rorschach
Tes rorschach merupakan
salah satu tes proyektif yang paling populer dikembangkan oleh psikiatris yang
berkembangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942). Pertama kali tes ini
deskiprisikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada pasien yang
berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15 bercak
tinta.
Tes rorschach adalah tes
yang pertama menerapkan noda tinta pada penyeledikan diagnostik atas
kepribadian secara keseluruhan. Tes rosa ada 10 kartu. Masing-masing kartu
memuat cetakan noda tinta simetris bilateral. Lima noda tinta diletakkan pada
bayangan abu-abu dan hitam saja, dua memadukan beberapa bayangan pastel.
Aspek
yang dinilai dalam tes rorschach adalah:
1. Kognitif;
taraf intelektual, pendekat, keluasan minat
2. Afektif;
emosional, tanggungjawab, reaksi terhadap stress
3. Fungsi
ego; kekuatan ego, area konflik, defense
Thematic
Apperception Test (TAT)
TAT adalah yang dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan rangkaian standar provokatif berupa gambar yang ambigu dan subjek yang harus menceritakan sebuah cerita dari gambar yang tertera. Subjek diminta untuk mengatakan sebagai sebuah cerita yang dramatis. Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar