Selasa, 03 Mei 2016

Tes Minat

Tes Minat
Asher dkk (1953) mengartikan minat dlm 2 hal:

  • Sebagai kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian thd masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan unt memahami suatu pengalaman yang akan diulang
  • Sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap suatu aktivitas tertentu

2. Whiterington (1988) mendefinisikan minat sebagai suatu kesediaan individu terhadap suatu obyek, individu, hal, atau situasi yang berhubungan dengan dirinya.


Faktor Penyebab Timbulnya Minat

  • Faktor Intrinsik
  • Faktor Emosional
  • Faktor sosial

Penerapan Tes Minat

Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 3 bidang terapan, seperti yang diuraikan dibawah ini. Perlu dicatat bahwa berdasarkan pengamatan jarang ditemui suatu hasil tes minat digunakan secara eksklusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek non kognitif yang lain, seperti : tes inteligensi, tes bakat, ataupun tes kepribadian.

Berikut 3 bidang terapan hasil tes minat:

  • Konseling Karier, pengukuran minat dan bakat dapat membantu tim rekrutmen perusahaan untuk menempatkan individu sesuai dengan kemampuan dan ketertarikan pada suatu bidang pekerjaan.
  • Konseling Pekerjaan, konselor pekerjaan dapat membantu mengindentifikasi permasalahan yang muncul dari karyawan terkait dengan efektivitas bekerja dari sesuai atau tidak sesuainya minat karyawan.
  • Penjurusan Siswa, dengan mengetahui minat siswa dan dilengkapi dengan tes kemampuan lainnya maka dapat membantu siswa memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat.

HOLLAND TEST

Teori original Holland mengalami modifikasi sebagai hasil dari penelitian ulang, hal ini terbatas pada lingkungan kerja pada masyarakat Amerika (Osipow, 1983:83). Pada kata pengantar dalam karya tulisnya yang terakhir yaitu "Making Vocational Choices : A Theory of Vocational Personalities and Work Environments" (1985), John Holland mengatakan bahwa buku itu merupakan perumusan teorinya yang kelima sejak karya tulisnya yang pertama pada tahun 1959 (Winkel & Hastuti, 2005:634). Teori Holland mengemukakan enam lingkungan okupasional dan enam tipe kepribadian. Pada tahun 1966, Holland berpendapat bahwa lingkungan-lingkungan okupasional itu adalah Realistik, Intelektual, Artistik , Sosial, Pengusaha, dan Konvensional, demikian juga tipe kepribadian diberi nama yang sama (Manrihu, 1992:71). Tingkatan orientasi kepribadian individu menentukan lingkungan yang dipilihnya, semakin jelas tingkatannya, maka makin efektif pencarian lingkungan yang sesuai (Manrihu, 1992:71). Pengetahuan individu tentang diri dan lingkungannya diperlukan untuk menetapkan pilihan yang sesuai. Teori Holland direvisi pada tahun 1973, tipe-tipe kepribadian dan lingkungan okupasional tersebut adalah Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Pengusaha, dan Konvensional (Manrihu, 1992:71). Holland mengakui bahwa pandangannya berakar dalam psikologi diferensial, terutama penelitian dan pengukuran terhadap minat, dan dalam tradisi psikologi kepribadian yang mempelajari tipe-tipe kepribadian (Winkel & Hastuti, 2005 :634). Dua sumber pengaruh ini mendorong Holland untuk mengasumsikan bahwa orang 4 yang memiliki minat yang berbeda-beda dan bekerja dalam lingkungan yang berlain-lainan, sebenarnya adalah orang yang berkepribadian lain-lain dan mempunyai sejarah hidup yang berbeda-beda pula (Winkel & Hastuti, 2005: 634).

Perkembangan tipe-tipe kepribadian adalah hasil dari interaksi-interaksi faktor-faktor bawaan dan lingkungan dan interaksi-interaksi ini membawa kepada preferensi-preferensi untuk jenis-jenis aktivitas-aktivitas khusus, yang pada gilirannya mengarahkan individu kepada tipe-tipe perilaku-perilaku tertentu yang rangkumannya adalah sebagai berikut (Manrihu, 1992:71-73) :
a. Tipe Realistik
Preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan. Preferensi-preferensi membawa kepada pengembangan kompetensi-kompetensi dalam bekerja dengan benda-benda, binatang-binatang, alat-alat dan perlengkapan teknik, dan mengabaikan kompetensi-kompetensi sosial dan pendidikan. Menganggap diri baik dalam kemampuan mekanikal dan atletik dan tidak cakap dalam keterampilan-keterampilan sosial hubungan-hubungan insani. Menilai tinggi benda-benda nyata, seperti : uang dan kekuasaan. Ciri-ciri khususnya adalah praktikalitas, stabilitas, konformitas. Mungkin lebih menyukai keterampilan-keterampilan dan okupasi-okupasi teknik.
b. Tipe Investigatif
Memiliki preferensi untuk aktivitas-aktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif, sosial, dan repetitif. Contoh-contoh dari okupasi-okupasi yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia dan ahli fisika.
c. Tipe Artistik
Lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambiguous, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik, seperti lukisan, drama, karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, teratur, dan rutin. Kompetensi-kompetensi dalam upaya-upaya artistik dikembangkan dan keterampilan-keterampilan yang rutin, sistematik, klerikal diabaikan. Memandang diri sebagai ekspresif, murni, independen, dan memiliki kemampuan-kemampuan artistik. Beberapa ciri khususnya adalah emosional, imaginatif, impulsif, dan murni. Okupasi-okupasi artistik biasanya adalah lukisan, karangan, akting, dan seni pahat.
d. Tipe Sosial
Lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang-orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan obyek-obyek dan materi-materi. Kompetensi-kompetensi sosial cenderung dikembangkan, dan hal-hal yang bersifat manual & teknik diabaikan. Menganggap diri kompeten dalam membantu dan mengajar orang lain serta menilai tinggi aktivitas-aktivitas hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasif, dan bijaksana. Okupasi-okupasi sosial mencakup pekerjaan-pekerjaan seperti mengajar, konseling, dan pekerjaan kesejahteraan sosial.


e. Tipe Enterprising
Lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan manipulasi terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, abstrak, dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan, persuasif dan yang bersifat supervisi dikembangkan, dan yang ilmiah diabaikan. Memandang diri sebagai agresif, populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan memimpin. Keberhasilan politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ambisi, dominasi, optimisme, dan sosiabilitas.
f. Tipe Konvensional
Lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik guna memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensi-kompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional, dan sistem usaha. Aktivitas-aktivitas artistik dan semacamnya diabaikan. Memandang diri sebagai teratur, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilan-keterampilan klerikal dan numerikal. Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi, keteraturan, praktikalitas, dan kontrol diri. Okupasi-okupasi yang sesuai adalah bankir, penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku. Selanjutnya, Holland (Manrihu, 1992 : 77-78) juga menambah tiga asumsi tentang orang-orang dan lingkungan-lingkungan, asumsi-asumsi ini adalah:
a. Konsistensi, pada diri seseorang atau lingkungan, beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya daripada yang lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak persamaannya dibandingkan dengan tipe-tipe konvensional dan artistik. Konsistensi adalah tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian atau antara model-model lingkungan. Taraf-taraf konsistensi atau keterhubungan diasumsikan mempengaruhi preferensi vokasional. Misalnya, orang yang paling menyerupai tipe realistik dan paling menyerupai berikutnya dengan tipe investigatif (orang yang realistik-investigatif) seharusnya lebih dapat diramalkan daripada orang yang realistik-sosial.
b. Diferensiasi, beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipe-tipe lainnya, atau suatu lingkungan mungkin sebagian besar didominasi oleh suatu tipe tunggal. Sebaliknya, orang yang menyerupai banyak tipe atau suatu lingkungan yang bercirikan kira-kira sama dengan keenam tipe tersebut tidak terdiferensiasi atau kurang terdefinisikan. Taraf di mana seseorang atau suatu lingkungan terdefinisikan dengan baik adalah taraf diferensiasinya.
c. Kongruensi, berbagai tipe memerlukan berbagai lingkungan. Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam lingkungan-lingkungan realistik karena lingkungan seperti itu memberikan kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik. Ketidakharmonisan (incongruence) terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu lingkungan yang menyediakan kesempatan-kesempatan dan penghargaan-penghargaan yang asing bagi preferensi-preferensi atau kemampuan-kemampuan orang itu -misalnya, tipe realistik dalam suatu lingkungan sosial. Pada tahun 1978, Holland juga mengembangkan suatu Sistem Klasifikasi Okupasi (The Classification System) yang menggolongkan 500 okupasi dalam enam kategori okupasi, yaitu : Realistic Occupations, Investigative Occupations, Artistic Occupation, Social Occupations, Entreprising Occupations, dan Conventional Occupations (Winkel & Hastuti, 2005 : 637).

Kelebihan Test Karir Holland (SDS) :
1.      Alat tes ini arahnya sudah jelas yaitu yang terfokus pada mengukur minat seseorang.
2.      Dengan alat tes ini dapat diketahui karakteristik yang dimiliki oleh individu.
3.      Menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu.
4.      Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan tinggi.

Kelemahan Test Karir Holland (SDS) :
1.      Dalam mengerjakan alat tes Holland tesste menjawabnya dengan facking.
2.      Dalam menjawab alat tes Holland bisa terjadi bias dalam menjawabnya.
3.      Terdapat batasan usia dalam mengerjakan tes minat Holland.
4.      Karena banyaknya jumlah tes yang dikerjakan maka dapat menyebabkan testee malas dalam mengerjakannya.
5.      Dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur.


Langkah Pengembangan Alat Ukur Minat
1. Kisi-Kisi dan Instrumen
Pengembangan alat ukur ini akan menurunkan 6 item dari dimensi yang telah dijabarkan dalam teori Heksagonal dari Holland, yaitu:
1). Realistik, Individu dengan kepribadian ini lebih baik memilih karir-karir yang bersifat praktis.
     Definisi Operasional : Jenis kegiatan dan daftar pekerjaan yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan kegiatan operasional, praktis dan berkaitan dengan fisik.
2). Investigatif, Individu dengan kepribadian ini lebih berorientasi pada konsep dan teori. Mereka lebih berperan sebagai pemikir daripada sebagai pelaksana.
Definisi Operasional : Jenis kegiatan dan daftar pekerjaan yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan kegiatan yang berpikir abstrak, mengolah konsep dan teori.
3). Artistik, Individu-individu dengan kepribadian ini lebih suka berinteraksi dengan dunianya melalui ekspresi artistik, cenderung menghindari situasi yang konvensional dan interpersonal.
Definisi Operasional : Jenis kegiatan dan daftar pekerjaan yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan kegiatan yang berkaitan dengan artistik, menciptakan sesuatu yang kreatif.
4). Sosial, Individu-individu ini sering mempunyai kemampuan verbal dan hubungan interpersonal yang baik.
Definisi Operasional : Jenis kegiatan dan daftar pekerjaan yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan kegiatan sosial dan berhubungan dengan orang lain.
5). Enterprising, Individu-individu ini menggunakan kemampuan verbalnya untuk memimpin orang lain, mendominasi individu, dan menjual produk atau hal lain ke orang.
Definisi Operasional : Jenis kegiatan dan daftar pekerjaan yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan kegiatan mempengaruhi tindakan orang ain, terlibat dalam penjualan produk atau jasa.
6). Konvensional, Individu-individu ini menunjukkan ketidaksukaan terhadap aktivitas-aktivitas yang tidak terstruktur.
Definisi Operasional : Jenis kegiatan dan daftar pekerjaan yang menggambarkan aktivitas yang melibatkan kegiatan yang sifatnya clerical.


2. Alat Ukur
Alat ukur yang dibentuk bertujuan untuk menjaring informasi umum mengenai siswa, sifat-sifat siswa dan ketertarikan pada bidang pekerjaan tertentu.

Rangkaian tahap yang akan dilakukan ada 2, yaitu:
1) Penyusunan alat ukur Aktivitas dan Alat Ukur Pekerjaan
2) Penyusunan psychometric properties, yaitu validitas dan reliabilitas, untuk kedua alat ukur.
Alat ukur yang dibuat terdiri dari 2 bagian yaitu Aktivitas dan Pekerjaan. Alat Ukur Aktivitas, terdiri dari 6 dimensi item yang akan dijabarkan dalam sejumlah item sebagai berikut:
a. Realistic
b. Investigative
c. Artistic
d. Social
e. Enterprising
f. Conventional
Alat Ukur Pekerjaan terdiri dari 6 dimensi item yang akan dijabarkan dalam sejumlah item sebagai berikut:
§  Realistic
§  Investigative
§  Artistic
§  Social
§  Enterprising
§  Conventional
Item dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan jawaban Ya atau Tidak dengan pertimbangan untuk mencapai tujuan dari pengembangan alat ukur ini sendiri yaitu menciptakan alat ukur yang praktis, mudah diadministrasikan dan efisien dari sisi waktu. Skor jawaban untuk setiap item adalah:
Ya =1
Tidak = 0

Karakteristik Subyek
Untuk menetapkan populasi yang akan dijadikan sebagai sasaran implementasi alat ukur yang akan dikembangkan, sedangkan metode pengumpulan data hasil dapat menggunakan metode deskriptif dan survey.Psychometric properties suatu alat ukur dapat dikatakan baik, apabila alat ukur tersebut memenuhi 3 persyaratan yaitu: memiliki item yang baik, reliabel dan valid. Untuk mengetahui apakah alat ukur yang disusun memiliki item-item yang baik, maka perlu dilakukan analisis item. Tiga perhitungan yang paling sering digunakan dalam analisis item adalah tingkat kesulitan item (item difficulty), daya pembeda item (item discrimination), dan kekuatan pengecoh (distractor power). Dalam analisis item akan digunakan dengan perhitungan daya pembeda item. Perhitungan daya pembeda item dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat item-discrimination index dan item-total correlation. Perhitungan item discrimination indexmempersyaratkan item bisa diskor benar atau salah. Selain dengan melihat item–discrimination index, analisis item bisa dilakukan dengan menghitung item-total correlation. Perhitungan daya pembeda item dengan melakukan korelasi item total berguna untuk melihat konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan. Konsistensi ini dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan. Karena skor setiap item pada alat ukur penelitian menggunakan skala Likert, maka koefisien korelasi didapat dengan menggunakan Pearson Correlation Formula. Uji reliabilitas alat ukur ini dilakukan dengan metode internal consistency, dimana pengujian dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada item-item yang berbeda pada alat tes yang sama. Alat ukur ini hanya memiliki satu versi pengukuran dan hanya dapat dilakukan satu kali pengukuran, oleh karena itu uji reliabilitas ini sangat tepat untuk digunakan. Secara konseptual, di dalam alat ukur ini tidak akan didapat skor total satu alat ukur, melainkan skor total perdimensi, maka perhitungan koefisien reliabilitas akan dilakukan per dimensi. Oleh karena jumlah item per dimensi cukup sedikit (10 item per dimensi), maka rumus koefisien reliabilitas yang digunakan adalah koefisien alpha. Validitas menunjukan apakah alat ukur penelitian dapat benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Sehingga semakin valid suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut











Contoh :
Hasil Tes Anda:
Laporan atas nama = farida(l)
Minat
R
I
A
S
E
C
2
1
7
8
1
0

Kemampuan
R
I
A
S
E
C
3
0
4
6
2
0
Ketertarikan
R
I
A
S
E
C
1
0
3
2
0
0
Total Skor
R
I
A
S
E
C
6
1
14
16
3
0
Tipe Anda adalah : SAREIC
Dua Kode Dominan adalah : SA
Perhitungan Test Karir Holland (SDS)
1.      R = 1, 2, 13,14,25,26,37,38,49,50,61,62,73,74,85,86,97,98,109,110
2.      I = 3, 4, 15, 16, 27, 28, 39, 40, 51, 52, 63, 64, 75, 76, 87, 88, 99, 100, 111,112
3.      A = 5, 6, 17, 18, 29, 30, 41, 42, 53, 54, 65, 66, 77, 78, 89, 90, 101, 102,113, 114
4.      S = 7, 8, 19, 20, 31, 32, 43, 44, 55, 56, 67, 68, 79, 80, 91, 92, 103, 104,115, 116
5.      E = 9, 10, 21, 22, 33, 34, 45, 46, 57, 58, 69, 70, 81, 82, 93, 94, 105, 106,117, 118
6.      C = 11, 12, 23, 24, 35, 36, 47, 48, 59, 60, 71, 72, 83, 84, 95, 96, 107, 108,119, 120



ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK (RMIB)

Test RMIB pertama kali disusun oleh Rothwell pada tahun 1947, saat itu test hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Pada tahun 1950 test diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. Test ini disusun dengan tujuan mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan.

Hal –hal yang merupakan kekhususan dari tes ini adalah:
1.      Dapat dimasukkan kedalam susunan batarry tes 
2.      Lebih mudah dikerjakan oleh subjek
3.      tugas pengisian dari tes ini akan menimbulkan interest subjek dan kerjasama yang aktif sifatnya.
4.      Skor dapat disusun dengan lebih cepat
5.      Lebih cocok apabila diberikan kepada orang dewasa
6.      Hasil keseluruhan dari tes akan memperlihatkan pola interest dari subjek
MATERIAL TES RMIB
Tes interest Rothwell-miller merupakan suatu formulir yang berisikan suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf dari A sampai I dan dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing kelompok pekerjaan tertentu dengan alas an bahwa banyak pekerjaan yang dapat digolongkan menjadi satu jenis kategori.
Adapun ke 12 kategori tersebut adalah :
1. Outdoor
Pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan diluar atau di lapanagn terbuka.
Untuk laki-laki: petani, juru ukur, nelayan, supir.
Untuk wanita: ahli pertamanan, peternak, petani bunga dan tukang kebun
2. Mechanical
Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, alat-alat dan daya mekanik.
Untuk laki-laki: insinyur sipil, montir, pembuat arloji, tukang las.
Untuk wanita: ahli kacamata, petugas mesin sulam, ahli reparasi permata, ahli reparasi jam.

3. Computational
Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka.
Untuk laki-laki: akuntan, auditor, kasir, petugas pajak.
Untuk wanita: pegawai urusan gaji, juru bayar, pegawai pajak, guru ilmu pasti.
4. Scientific
Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Untuk laki-laki: ilmuwan, ahli biologi, ahli astronomi dan insinyur kimia industri
5. Personal Contact
Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
Untuk laki-laki: penyiar radio, petugas wawancara, sales asuransi, pedagang keliling.
Untuk wanita: sales girl, pegawai rumah mode, penyiar radio, petugas humas.
6. Aesthetic
Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu.
Untuk laki-laki: seniman, artis, arsitek, decorator, fotografer dan piñata panggung
Untuk wanita: seniwati, guru kesenian, artis, piñata panggung
7. Literary
Pekerjaan yang berhubungan dengan buku-buku, kegiatan membaca dan mengarang.
Untuk laki-laki: wartawan, pengarang, penulis scenario, ahli perpustakaan, penulis majalah.
Untuk wanita: wartawan, kritikus buku, penyair, penulis sandiwara radio.
8. Musical
Minat memainkan alat-alat music atau untuk mendengarkan orang lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan music
Untuk laki-laki: pianis konser, komponis, pemain organ, ahli pustaka dan pramuniaga took music.
Untuk wanita: pemain organ, guru music, komponis, pianis konser, pramuniaga took music
9. Social service
Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau menasehati tentang problem dan kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain, dan mempunyai ide yang besar atau kuat tentang pelayanan.
Untuk laki-laki: guru SD, psikolog pendidikan, kepala sekolah, penyebar agama, petugas palang merah.
Untuk wanita: guru SD, psikolog pendidikan, petugas kesejahteraan social, ahli penyuluh jabatan, petughas palang merah.
10. Clerical
Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian.
Untuk laki-laki: manajer bank, petugas arsip, petugas pengiriman barang, pegawai kantor, petugas pos, petugas ekspedisi(surat).
Untuk wanita: sekertaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawai kantor, penyusun arsip,.
11. Practical
Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
Untuk laki-laki: tukang kayu, ahli bangunan, ahli mebel, tukang cat, tukan batu, tukang sepatu.
Untuk wanita: ahli piñata rambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penjahit, petugas mesin sulam, juru masak.
12. Medical
Minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari penyakit, penyembuhan, dan di dalam bidang medis, serta terhadap hal-hal biologis pada umumnya.
Untuk laki-laki: dokter, ahli bedah, dokter hewan, ahli farmasi, dokter gigi, ahli kacamata, ahli rontgen.
Untuk wanita: dokter, ahli bedah, dokter hewan, pelatih rehabilitasi pasien, perawat orang tua.

ADMINISTRASI RMIB
Tes interest Rothwell-Miller (RMIB) dapat diberikan kepada seseorang secara perseorangan ataupun masal. kepada mereka diinstruksikan untuk membuat rengking dari daftar pekerjaan yang tersedia dalam formulir tes. Rengking di mulai dengan no 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dalam satu kelompok dan berakhir dengan no 12 untuk pekerjaan yang paling tidak disukai, sesuai dengan jumlah pekerjaan yang terdapat satu kelompok.
Instruksi biasanya sudah terdapat dalam formulir sehingga bagi mereka responden yang sudah dewasa dapa di instruksikan untuk membaca sendiri kecuali untuk orang dewasa yang mempunya intelejensi rendah.
Bagi yang terakhir ini di adakan pengevualian, disebabkan karna mereka di anggap atau di ragukan kemampuannya untuk memahami maksud instruksi yang terrtulis, sehingga perlu di berikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan ini pun masi harus di lengkapi dengan memeriksanya setiap saat untuk mencegah kemungkinan berbuat kesalahan.
Instruksi secara mendetai adalah sebagai berikut :
Pertama-tama katakan kepada mereka : “Bila saudara sudah menerima formulir, tulislah lama, dan keteramngan-keterangan lain mengenai diri sudara di kolom yang sudah disediakan di sebelah atas dalam formulir”. 
Sesudah beberapa saat, di lanjutkan : “Kemudian bacalah instruksi yang terdapat dalam formulir tersebut” BUnyi instruksi secara tepatnya adalah sebagai berikut” di bawah ini akan sodara temui daftar dari bermacam-macam pekerjaan yang tersusun dalam nenerapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 macam pekerjaan. Setiap pekerjaan merukan keahlian khusus yang membutuhkan latihan atau pendidikan keahlian tersendiri. Mungkin hanya beberapa di antaranya yang sodara sukai. akan tetapi disini sodara diminta untuk memilih pekerjaan mana yang ingin sodara lakukan atau paling sodara sukai, terlepas dari besar kecilnya upah atau gaji yang akan sodara terima atau apakah sodara akan berhasil dalam mengerjakannya. Tugas sodara adalah mencamtumkan no atau angka di belang setiap pekerjaan perkelompok, mulai dengan n0 1 untuk pekerjaan yang anda sukai dan seterusnya sampai no 12 untuk pekejaan yang paling tidak disukai.Bekerjalah dengan secepatnya dan tuliskan nomor-nomor sesuai dengan keinginan sodara yang pertama. Jangan ada yang terlewatkan.
Di beri waktu lagi untuk beberapa saat, dan….. ;“Ada pertanyaan?” Untuk responden dengan intelejensi yag rendah dapat diberikan beberapa ilustrasi sebagai berikut :“ Seandainya saudara mempunyai suatu daftar beberapa buah-buahan misalkan jeruk, nanas, dan rambutan. dan kemudian saya tanyakan kepada soudara buah mana yang paling anda sukai. apabial sodara paling suka buah mangga maka sodara tulis no atau angka 1 di belakang mangga, dan kemudian lebih suka nanas dari pada 2 yang lainnya, maka angka sodara tulis angka 2 di belakang nanas. demikian seterusnya sehingga di belakang setiap nama buah terdapat angka yang menunjukan urutan dari buah-buah kesukaan sodar. Sekarang sodara sudah harus mengerjakan seperti tadi akan tetapi daftar yang terdapat di dalam formulir ini adalah daftar pekerjaan bukan daftar buah-buahha. Disini juga sodara harus memilih pekerjaan mana yang paling anda sukai beri angka 1 di belakangannya, nomor 2 untuk pekerjaan yang anda sukai dan demikian seterusnya. sehingga semua mempunyai angaka di belakangnya yaitu no 1 sampai dengan no 12.
Apabila tidak terdapat pertanyan maka instruksi data di teruskan: “sekarang kerjakan, dan lengkapilah formulir itu sesuai dengan instruksi tadi. mengenai beberpaa pekerjaan yang belum atau kurang saudara kenal dapat anda baca keterangannya dibagian akhir formulir ini.
Apabila saudara membuat kesalahan coretlah no yang salah tersebut dan tulislah angka ynag benar di samping angka yang salah. Sodara selesai mengerjakannya dapat mengembalikan formolir tersebut.
Kemudian sesudah responden selesai mengisi atau membuat rengking kepada mereka di instruksikan untuk menulis 3 jenis pekerjaan yang di sukainya, tidak tergantung pada jenis pekerjaan yang terdapat di dalam daftar. boleh menulis pekerjaan yang terdapat dalam daftar boleh juga tidak. Waktu pengambilan tes tidak terbatas akan tetapi biasanya seorang dewasa dapat mengerjakannya 20 menit.
CARA SKORING RMIB
Sesudah rengking di buat oleh responden, maka hasil rengking tersebut kemudian di pindahkan ke dalam suatu kerangka yang terdapat di bagian terakhir dari formulir tes ini.
Konsistensi seseorang dalam memberikan jawaban dapat dilihat dari:
      Penyebaran pilihan pekerjaan: apakah menetap pada kategori yang sama dari tiap-tiap kelompok.
      Pilihan 3 pekerjaan: apakah sesuai dengan hasil ranking.
      Cara pemberian ranking: apakah berurutan. Contoh: setelah memberi no 1 pada suatu pekerjaan lalu memberi nomor 2,3,4 dst pada pekerjaan dibawahnya.
Apabila jawaban testee tidak konsisten dapat diartikan sebagai:
      Pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan sangat kurang.
      Indikasi sikap acuh tak acuh terhadap jenis-jenis pekerjaan diartikan sebagai sikap oposisi terhadap tugas.
      Pekerjaan yang diminati testee tidak mewakili.
      Kemungkinan bahwa beberapa elemen dari pekerjaan itu sendiri cenderung menyalahi streotipe yang terdapat.
Interpretasi dilihat dari raw score, dimana score rendah terhadap suatu pekerjaan dapat diartikan adanya interest yang lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan yang mendapat score tinggi.
Untuk melihat bagaimana pola interest seseorang bila dibandingkan dengan kelompoknya, harus disusun norma kelompoknya dan diberi percentile ranknya.
ü  75% high percentile
ü  50% moderate
ü  25% low percentile
Bila hanya 1 pekerjaan saja yang high percentile berarti minat terhadap kategori pekerjaan tersebut sangat kuat.
      Bila tidak terdapat 1 kategori pun pekerjaan yang high percentile:
  1. Subjek kurang memahami pekerjaan tersebut.
  2. Kurang mendapat informasi tentang pekerjaan tersebut.
  3. Konsentrasi dan atau suasana tes terganggu juga subjek tidak siap.
  4. Instruksi tes kurang dipahami.
  5. Tidak mempunyai pola minat yang baik,
  6. Memiliki minat yang tidak ada di dalam formulir tes.

CARA PENGISIAN RMIB
Rengking dari kelompok A di masukkan kedalam kerangka sesuai dengan aslinya. Rengking kelompok B di mulai dari kolom Me Kelompok C di mulai dari kolom Comp, dan seterusnya sehingga dalam kelompok akhir akan terdapat bahwa jenis pekerjaan yang letaknya terbawa dalam susunan daftar pekerjaan akan menjadi paling atas dalam kelompok tabulasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar